Ketahui Penyebab Investasi Gagal Ditengah Jalan


Penyebab investasi gagal sangat beragam, dan terkadang membuat orang kapok berinvestasi. Padahal investasi sangat penting. Karena dalam mengelola keuangan dan menyiapkan diri untuk kebutuhan masa depan, hal terpenting yang perlu dilakukan setiap orang selain menabung adalah berinvestasi.

Melakukan investasi sangat penting dalam rangka mengembangkan aset dan keuangan pribadi. Karena jika hanya menabung saja, uangmu bisa tergerus oleh inflasi dan berbagai biaya-biaya lainnya.

Namun sering kali dalam berinvestasi, beberapa orang kerap mengalami kegagalan. Bukannya untung, malah buntung. Apa saja penyebab investasi gagal?

Tidak paham profil risiko investasi
Jika kerap mengalami investasi gagal, bisa jadi kamu belum memahami profil risiko investasi. Ini adalah tingkat batasan dan toleransi seseorang dalam menerima risiko investasi.

Bisa jadi kamu seorang yang konservatif, namun kamu mencoba berinvestasi di instrumen yang agresif seperti saham. Ini kadang jadi salah satu penyebab investasi gagal.

Padahal, setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari usia, lingkungan, serta tingkat pengetahuan mengenai investasi. 

Profil risiko dibagi dalam tiga tipe, yakni:

– Profil risiko agresif

Investor mampu menanggung risiko besar, asalkan imbal hasilnya juga besar (high risk, high return). Investasi yang cocok yaitu saham dan reksa dana saham, atau cryptocurrency yang sedang tren.

– Profil risiko moderat

Investor belum terlalu berani untuk mengambil risiko tinggi. Mereka selalu mencari keseimbangan antara risiko dan potensi pendapatan. Instrumen investasi yang cocok adalah obligasi, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran.

– Profil risiko konservatif

Mereka mengharapkan investasi yang stabil meskipun return-nya tidak sebesar moderat dan agresif. Hanya ingin main aman. Instrumen investasi yang cocok adalah deposito, emas, dan reksadana pasar uang. 

Memiliki tujuan investasi sangatlah penting. Karena dengan memiliki tujuan, kamu tidak sembarangan dan berjalan tanpa arah, namun memiliki tujuan keuangan yang ingin dicapai nanti.

Sayangnya, kebanyakan investor apalagi para pemula tidak memiliki tujuan investasi yang jelas. Kebanyakan hanya ikut-ikutan, tidak ingin ketinggalan tren, namun mereka sendiri tidak memahami instrumen investasi yang digunakan. Ini yang membuat investasi gagal.

Investasi gagal karena tidak melakukan diversifikasi investasi
Diversifikasi investasi kerap digambarkan dengan istilah “don’t put all your eggs in one basket”, yaitu jangan menaruh semua telur pada satu keranjang yang sama. 

Ini karena ketika keranjang telur jatuh, maka pecah semua telur yang ada di dalamnya, alias jangan berinvestasi di satu instrumen investasi saja. 

Misalnya, selama ini kamu hanya berinvestasi di saham saja dan tidak di instrumen investasi lain. Jika bursa saham mengalami tren penurunan, membuat portofolio saham jadi ‘merah’ semua dan membuat potensi investasi gagal makin besar. Modal investasimu berkurang signifikan karena hanya menaruhnya di saham saja.

Usahakan untuk mendiversifikasi investasi untuk mengurangi risiko kerugian. Misalnya dengan menaruh investasimu sebagian di saham, sebagian di reksa dana, emas, deposito, dan sebagainya.

Tak bisa dimungkiri bahwa risiko investasi gagal akan selalu ada. Bahkan, bagi investor yang berpengalaman juga pernah gagal berinvestasi. Ini adalah hal yang lumrah terjadi.

Meski kamu telah mengetahui berbagai keuntungan dalam berinvestasi, namun ingatlah bahwa kondisi pasar tidak selalu ideal. Pasti ada naik turunnya, tidak selamanya berbuah manis.

Dengan mengetahui beberapa penyebab mengapa investasi kamu gagal, kamu tidak bertindak gegabah dan panik. Kegagalan ini bisa jadi pembelajaran bagimu untuk mencoba lagi namun dengan berhati-hati. Ini membuatmu makin handal dalam berinvestasi. Jangan menyerah!